Langsung ke konten utama

Laporan Percobaan - 04 Reaksi-Reaksi Hidrokarbon

VIII. Data Pengamatan
8.1 Klor dalam Karbon Tetraklorida
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Ke dalam 2 tabung reaksi dimasukkan 1ml bensin (alkana), ditambahkan masing-masing 15 tetes hcl pekat, diguncang
Warna larutan kuning jernih
2
Tabung 1 diletakkan di tempat terang, tabung 2 diletakkan di tempat gelap selama 5 menit
Ø  Tabung 1, warna larutan memudar dengan cepat
Ø  Tabung 2, warna larutan semakin pekat dengan waktu lebih lambat
3
Kedua tabung ditiup
Ø  Tabung 1, mengeluarkan asap banyak
Ø  Tabung 2, mengeluarkan asap lebih sedikit
4
Dicelupkan lakmus merah di kedua tabung
Warna lakmus tetap merah
5
Tabung reaksi lain, dimasukkan 1 ml benzena (alkena) ditambah 15 tetes HCl, dikocok
Terjadi 2 fasa dan mengeluarkan asap
6
Tabung reaksi lain, dimasukkan 1 ml benzena ditambahkan 1ml HCl, dikocok
Terjadi 2 fasa (atas jernih, bawah keruh)

8.2 Klorinasi
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung reaksi 1, dimasukkan 1 ml benzena ditambah 3 tetes HCl
Warna larutan kuning bagian atas dan bening di bagian bawah
2
Dipanaskan dalam penangas air (15°C)
Warna larutan menjadi bening dan muncul seperti minyak, ada gelembung
3
Tabung reaksi 2, dimasukkan serbuk besi, ditambahkan 1 ml benzena
Serbuk besi turun ke dasar tabung
4
Diteteskan HCl 3 tetes
Warna kuning pudar
5
Dipanaskan di dalam penangas air (15°C)
Warna larutan menjadi bening dengan cepat, muncul gelembung, serbuk besi berkarat

8.3 Larutan Kalium Permanganat
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung reaksi 1, dimasukkan 1 ml KMnO4 ditambahkan 5 tetes bensin (alkana), dikocok
Warna awal ungu, setelah ditambah Bensin warna menjadi merah betadine, terdapat gelembung
2
Tabung reaksi 2, dimasukkan benzena ditambahkan 2 ml KMnO4, dikocok
Terjadi 2 fasa, atas bening, bawah ungu
Tidak ada reaksi lain

8.4 Asam Sulfat Pekat
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung reaksi 1, dimasukkan 2 ml asam sulfat pekat, ditambahkan 10 tetes n-heksana (alkana), dikocok
Terjadi 2 fasa dimana kedua asa sama-sama bening, terdapat busa
2
Tabung reaksi 2, dimasukkan 2 ml asam sulfat pekat, ditambah 10 tetes benzena (alkena), dikocok
Larutan menjadi keruh, terdapat busa, setelah didiamkan terdapat 3 lapisan (kuning, bening, kuning)

8.5 Asam Nitrat
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung reaksi besar, dimasukkan 0,5 ml benzena + 4 ml asam nitrat pekat + batu didih
Warna larutan bening
2
Di didihkan selama 2 menit
Warna menjadi kuning jernih
3
Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi 5 gr es batu, dicium bau dan dibandingkan dengan bau Niro benzena
Bau semir sepatu, setelah dibandingkan, baunya sama

8.6 Bahan Tak Dikenal
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung reaksi 1, 2 ml senyawa tak dikenal + 2 ml air
Terjadi 2 fasa
2
Tabung reaksi 2, 2 ml senyawa tak dikenal + 2 ml H2SO4
Terjadi 2 fasa, atas keruh bawah jernih
3
Tabung reaksi 3, 2 ml senyawa tak dikenal + 2 ml kloroform
Terbentuk seperti cincin melengkung


IX. Pembahasan

Banyak sekali manfaat dari hidrokarbon ini yang sering kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya seperti untuk peralatan dapur dan juga bahan bakar kendaraan bermotor. Bahan senyawa hidrokarbon yang kita gunakan itu bisa berasal dari oksidasi sempurna dan bisa juga dari oksidasi atau disebut juga pembakaran tidak sempurna. Dalam pembakaran atau oksidasi tidak sempurna, dapat dicari apa saja penyebabnya serta bagaimana ciri-cirinya melalui sebuah pengamatan. Dan pada oksidasi sempurna dapat pula dilakukan pengamatan untuk mendapatkan faktor apa yang menyebabkan sehingga pembakaran bisa berlangsung secara sempurna. Dalam reaksi hidrokarbon dapat digunakan katalis untuk mengubah rantai lurus menjadi memiliki cabang atau isomerisasi (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/).

9.1 Klor dalam Karbon Tetraklorida
Pada percobaan ini kami melakukan 3 jenis reaksi di dalam 4 tabung reaksi, dimana 2 tabung digunakan untuk menguji pengaruh cahaya terhadap jalannya reaksi, 1 tabung untuk menguji reaksi antara alkena dan klor, dan 1 tabung lagi untuk melihat reaksi antara benzena dan klor. Pada percobaan pertama, yaitu menggunakan 2 tabung reaksi. Kami memasukkan campuran berdasarkan yang tertera pada data pengamatan ke dalam 2 tabung. Mengapa kami menggunakan bensin di sini yaitu sebagai sampel alkana. kemudian tabung 1 kami biarkan di luar ruangan agar terkena sinar matahari dan tabung 2 kami bungkus menggunakan alumunium foil. Pada tabung 1 yaitu yang diletakkan di tempat terang mengalami perubahan warna larutan menjadi pudar dengan durasi cepat. Sedangkan tabung 2 yang dibungkus alumunium foil reaksinya lebih lambat dan warna larutan menjadi semakin pekat dari warna awal. Hal ini disebabkan pada reaksi yang dipengaruhi oleh cahaya akan menghasilkan molekul-molekul baru sedangkan pada reaksi yang tidak dipengaruhi cahaya tidak. Sehingga pada tabung 1 akan menghasilkan senyawa HCl (hidrogen klorida) dan juga radikal bebas. Adapun reaksi yang terjadi yaitu :
Selanjutnya kami meniup kedua tabung dan keluarlah asap dari keduanya yang menandakan bahwa benar terdapat hidrogen klorida. Dan terakhir untuk membuktikan keberadaan hidrogen klorida, kami mencelupkan lakmus merah ke dalam tembung 1 dan tabung 2, dan kedua lakmus tidak berubah warna yang artinya kedua larutan tersebut bersifat asam. Pada percobaan kedua dan ketiga yaitu kami mereaksikan benzena dengan HCl pekat. Benzena pada tabung kedua kami gunakan sebagai sampel alkena. Pada percobaan 2 dan 3 ini hasil yang kami dapatkan yaitu terjadi 2 fasa pada campuran. Dimana pada percobaan 2 kedua fasa berwarna bening sedangkan pada percobaan 3 bagian atas bening dan bagian bawah keruh. Terbentuknya 2 fasa di sini menandakan bahwa alkena tidak dapat beraksi dengan HCl. Hal ini dikarenakan benzena bersifat non Polar sedangkan HCl adalah senyawa Polar, sehingga kedua larutan tidak dapat bercampur. Kemudian setelah kami mencari nilai massa jenis dari benzena dan HCl yaitu berturut-turut 876 kg/m³ dan 424,44 kg/m³, maka terlihat bahwa massa jenis benzena lebih besar sehingga dapat disimpulkan bahwa pada lapisan bawah merupakan senyawa benzena dan lapisan atas merupakan HCl.

9.2 Klorinasi
Pada percobaan ini kami menggunakan 2 buah tabung reaksi. Dimana pada tabung 1 kami mencampurkan benzena dengan HCl dan pada tabung 2 kami menambahkan serbuk besi kemudian ditambah benzena dan HCl. Pada kedua tabung, kami mendapati terbentuknya 2 fasa setelah proses pemanasan yaitu pada lapisan atas bening dan lapisan bawah terbentuk seperti minyak. Tetapi pada tabung kedua, reaksi lebih cepat terjadi dan serbuk besi menguning. Hal ini dikarenakan pada tabung kedua direaksikan serbuk besi dengan asam kuat, dimana kita ketahui bahwa korosi terjadi dipengaruhi oleh suhu dan keasaman. Semakin tinggi suhu maka korosi akan semakin cepat, dan semakin asam larutan maka besi akan semakin cepat berkarat. Adapun persamaan reaksi antara besi dan asam klorida yaitu :
Kemudian pada tabung kedua juga terdapat gelembung-gelembung pada proses pemanasan yang menandakan adanya terdapat hidrogen klorida yang dibebaskan.

9.3 Larutan Kalium Permanganat
Pada percobaan ini bertujuan untuk menguji kereaktifan bensin (C6H18) sebagai sampel alkana dan benzena sebagai sampel alkena dengan KMnO4 yang bertindak sebagai katalis. Kami menggunakan 2 tabung reaksi yaitu tabung pertama untuk campuran 1ml KMnO4 dan 5 tetes bensin, tabung kedua untuk campuran 1ml KMnO4 dan benzena. Pada hasil tabung pertama, dihasilkan gelembung dan warna larutan yang semula ungu, setelah didiamkan menjadi merah betadine. Hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi kimia pada campuran ini yaitu dengan adanya perubahan warna, dan dapat disimpulkan bahwa alkana dengan kalium permanganat dapat beraksi. Kemudian pada tabung kedua, di dapatkan terjadi 2 fasa dimana pada bagian atas bening dan bagian bawah ungu dengan cincin pada bagian bawah. Dimana pada tabung kedua terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap menjadi tunggal. Hal ini dikarenakan ikatan rangkap 2 memiliki ikatan yang lemah.

9.4 Asam Sulfat Pekat
Pada percobaan ini kami menggunakan 2 buah tabung reaksi. Dimana pada percobaan ini Aan dihasilkan akil hidrosulfat. Pada tabung 1 dicampurkan 2 ml asam sulfat pekat dengan 10 tetes n-heksana (sampel alkana), dan tabung 2 dicampurkan 2 ml asam sulfat pekat dengan 10 tetes benzena (sampel alkena). Pada tabung 1, hasil yang di dapatkan yaitu terbentuk busa pada larutan setelah pengocokan dan terbentuk 3 lapisan setelah didiamkan beberapa menit yaitu lapisan atas berwarna kuning, lapisan tengah bening, dan lapisan bawah kuning. Kemudian pada tabung 2 hasil yang didapat yaitu setelah dikocok timbul busa pada permukaan larutan dan terbentuk 2 lapisan dimana bagian atas bening dan bawah juga bening. Busa yang muncul pada kedua tabung reaksimenendakan terbentuknya alkil hidrosulfat. Jadi dapat disimpulkan bahwa percobaan ini berhasil.

9.5 Asam Nitrat
Pada percobaan ini kami mencampurkan benzena dengan asam nitrat pekat, dimana reaksi ini disebut juga dengan xantoprotein yang digunakan untuk menunjukkan kandungan benzena. Kami mencampurkan 0,5 ml benzena dengan 4 ml asam nitrat pekat yang semulanya berwarna bening, kemudian kami memanaskan campuran ini,  dan warna larutan berubah menjadi kuning. Perubahan warna ini terjadi karena inti benzena yang terdapat pada molekul protein di nitrasi. Pada larutan kuning ini juga terdapat seperti kuning ada bagian bawah tabung. Fungsi pencampuran asam nitrat di sini adalah agar dapat memecahkan protein menjadi benzena. Dan hasil yang didapatkan menunjukkan positif dengan berubahnya warna larutan menjadi kuning. Kemudian kami mencium bau larutan ini, dan baunya seperti semir sepatu. Dan setelah itu membandingkan dengan  bau pada nitrobenzena, dan ternyata sama. Yang artinya kedua larutan ini adalah senyawa yang sama, dan dapat disimpulkan bahwa asam nitrat direaksikan dengan benzena akan terjadi reaksi nitrasi yang menghasilkan senyawa nitrobenzena. Adapun persamaan reaksi yang terjadi yaitu :

9.6 Bahan Tak Dikenal
Pada percobaan terakhir, kami menggunakan 3 buah tabung reaksi. Dimana uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi nama senyawa apa yang digunakan. Pada tabung pertama kami mencampurkan bahan tak dikenal dengan air, tabung kedua kami mencampurkan bahan tak dikenal dengan asam sulfat pekat dan tabung ketiga kami mencampurkan bahan tak dikenal dengan kloroform. Pada hasil tabung pertama, terlihat bahwa terbentuk 2 fasa yang artinya kedua senyawa ini tidak bereaksi. Pada tabung kedua juga demikian, terdapat 2 fasa dimana lapisan atas bening dan lapisan bawah keruh. Kemudian pada tabung ketiga, pada campuran terbentuk cincin pada bagian tengah larutan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa bahan tak dikenal ini bersifat non polar, dimana dapat dibuktikan dengan tidak bercampurnya bahan tak dikenal di dalam air dan asam sulfat pekat yang merupakan senyawa polar. Kemudian bahan tak dikenal memiliki struktur cincin yang dibuktikan dengan terdapatnya cincin pada campuran bahan tak dikenal dengan kloroform. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan tak dikenal ini merupakan senyawa non polar dan memiliki struktur cincin, maka bahan tak dikenal ini merupakan Benzena.


X. Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Mengapa senyawa tak dikenal bisa dikatakan sebagai benzena?
2. Berdasarkan hasil pengamatan percobaan klor dalam karbon tetraklorida, mengapa bisa disimpulkan bahwa lapisan atas merupakan benzena dan lapisan bawah merupakan HCl?
3. Apa bukti bahwa terjadi reaksi sulfonasi pada uji asam sulfat pekat?


XI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada alifatik jenuh memiliki sifat kimia yaitu ketika rantai karbonnya semakin panjang maka dalam reaksi pun akan semakin lama terjadi dan proses pendidihannya akan semakin membutuhkan waktu lama. Pada alifatik tak jenuh reaksinya terjadi lebih cepat dibandingkan dengan alifatik jenuh dikarenakan pada alifatik tak jenuh memiliki ikatan rangkap. Selanjutnya senyawa aromatik jika dibandingkan dengan senyawa alifatik maka aromatik ini termaksud kurang reaktif dikarenakan bersifat non Polar. Senyawa aromatik juga merupakan senyawa yang mudah terbakar.
2. Jenis-jenis reaksi kimia pada hidrokarbon ada 4 yaitu reaksi oksidasi (terjadi pada alifatik jenuh yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan CO2 dan H2O), reaksi substitusi (yaitu reaksi penggantian gugus fungsi yang terikat dengan atom karbon C), reaksi adisi (yaitu penggantian ikatan rangkap pada alifatik tak jenuh, misalnya lakuna di adisi menjadi alkena, alkena di adisi menjadi alkana), dan terakhir yaitu reaksi eliminasi (melepaskan atom atau gugus atom kemudian menciptakan molekul baru.
3. Teknik pengujian pada alkana, alkena dan alkuna dapat dilakukan dengan mereaksikan dengan Clor, oksidator permanganat, dan asam sulfat. Pada pereaksi asam klorida, alkana bereaksi lambat bahkan tidak bereaksi dalam keadaan gelap dibandingkan alkena yang dapat beraksi dan tik memerlukan bantuan cahaya. Kemudian pada oksidator permanganat alkana juga agak lambat dibandingkan dengan alkena yang sangat cepat mengalami oksidasi. Selanjutnya ketika direaksikan dengan asam sulfat, alkana juga lambat beraksi dengan asam sulfat pekat dingin sedangkan alkena bereaksi cepat dengan asam sulfat dengan reaksi adisi.


XII. Daftar Pustaka
Fessenden, Ralph J, dkk., 1997, Dasar-dasar Kimia Organik, Jakarta : Bina Aksara.

Lukitaningsih, Endang, dkk, 2001, Analisis Kandungan Senyawa Hidrokarbon Polisiklik Aromatik 
         dalam Daging Olahan, Majalah Farmasi Indonesia, Vol 12, No 3.

Respati, 1986, Pengantar Kimia Organik Jilid I, Jakarta : Aksara Baru.

Syamsurizal, 2019, Reaksi-Reaksi Hidrokarbon, http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/ dikunjungi pada tanggal 15 Maret 2019

Tim Kimia Organik I, 2016, Penuntun Praktikum Kimia Organik I, Jambi : Universitas Jambi.


XIII. Lampiran

Hasil uji Kalium Permanganat dicampur bensin

Hasil uji Kalium Permanganat dengan Benzena

Hasil uji bahan tak dikenal

Hasil Uji Asam Sulfat

Komentar

  1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Karena jika dilihat dari massa jenisnya, maka massa jenis benzena lebih besar dibanding dengan massa jenis HCl yaitu benzen 876kg/m3 sedangkan HCl yaitu 424,44 kg/m3. Oleh karena nya HCl lah yang berada di lapisan atas dan benzena dilapisan bawah pada campuran tersebut (sheila sagita, 09).

    BalasHapus
  2. Putri ayu indah kestari (05) akn mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Berdasarkan hasil pengamtan terlihat bahwa benzen dan air tidak tercampur begitu pula dengan benzen dicampur dengan asam sulfat pekat. Hal ini dikarenakan benzena merupakan senyawa non polar sehingga ketika direaksikan dengan air dan asam sulfat pekat yang merupakan senyawa polar maka terbentuklah 2 fasa yang menandakan bahwa senyawa tersebut tidak bereaksi. Kemudian, kita ketahui bahwa salah satu ciri-ciri benzena yaitu memiliki struktur berbentuk cincin. Dan jika dilihat dari hasil percobaan, pada reaksi benzen dengan kloroform terbentuk cincin pada larutan. Maka semakin memperkuat bahwa senyawa tak dikenal tersebut adalah benzena.l

    BalasHapus
  3. saya Erwin Pasaribu (A1C117003) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. bukti dari terjadinya reaksi sulfonasi ialah timbulnya busa pada akhir percobaan yang berarti percobaan tersebut menghasilkan alkil sulfonat. terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keragaman dan Keunikan Struktur Terpenoid

Sebelumnya kita telah membahas mengenai metabolisme primer dan juga sekunder. Dimana tumbuhan tersebut mengalami metabolisme dan kemudian dijadikan sebagai obat-obat tradisional. Dari berbagai jenis tanaman ini banyak mengandung Alkaloid, Terpenoid, Steroid, Flavonoid, dan Safonin. Terpenoid merupakan hasil metabolisme sekunder yaitu turunan dari isopren dan di dapatkan dari hasil penyulingan minyak atsiri. Terpenoid tersusun dari atom karbon dan hidrogen. Jadi, minyak atsiri yang merupakan jenis bunga, mulanya ditemukan melalui perbandingan atom karbon dan hidrogen dengan perbandingan 8 : 5, maka disimpulkanlah bahwa minyak atsiri merupakan golongan terpenoid. Terpenoid merupakan penghasil obat terbesar bila dibandingkan dengan alkaloid, terpenoid dan lainnya. Kaidah dasar enentuan struktur Terpenoid di dapat dari susunan kepala-ke-ekor yaitu susunan isopren. Terpenoid mempunyai turunan yaitu Taksodon dan Vernomenin yang pada manusia bermanfaat sebagai pencegah berkembangnya tu

Biosintesis Metabolit Primer dan Sekunder

Pada organisme hidup, terjadi proses perubahan dari molekul yang sederhana menjadi molekul yang kompleks dengan melalui proses metabolisme dengan produk hasilnya merupakan suatu metabolit, proses yang terjadi ini disebut dengan Biosintesis. Proses biosintesis ini terjadi di organel sel tunggal dan juga di organel sel ganda dimana prosesnya dibantu oleh kerja enzim. Reaksi yang terjadi di dalam organisme hidup ini baik reaksi sederhana sampai di tingkat sel, itulah yang dinamakan dengan Metabolisme . Secara sederhananya, metabolisme adalah proses yang berlangsung dalam tubuh untuk mendapatkan energi. Ketika makanan masuk melalui mulut dan masuk ke saluran pencernaan, maka zat gizi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi akan diubah menjadi energi untuk melakukan aktivitas tubuh. Proses metabolisme ini kemudian untuk bahan dasar dalam menyusun lipid, asam nukleat, dan jenis karbohidrat lain. Metabolisme pada tanaman dibagi menjadi 2, yaitu metabolisme primer dan metabolisme

Potensi Pemanfaatan Steroid Untuk Makhluk Hidup

Pada blog sebelumnya kita telah membahas mengenai struktur dari steroid. Sekarang kita akan membahas mengenai apa saja manfaat dari berbagai keragaman struktur steroid tersebut, yaitu mulai dari sterol, asam empedu, hormon kelamin, hormon adrenokortikoid, dan sapogenin. 1. Sterol Sterol adalah bentuk lain dari kolesterol. Sterol mempunyai manfaat baik bagi hewan, manusia dan tumbuhan. Pada hewan, sterol dapat membentuk bagian dari membran seluler yang poisinya untuk membawa pesan kedua pada persinyalan perkembangan. Begitu juga pada manusia, sterol berfungsi sebagai pemberi sinyal pada komunikasi seluler dan metabolisme umum. Didalam tubuh, kadar kolesterol mempunyai manfaat tergantung dari kadarnya dan letak dimana kolesrerol itu berada. Tanaman mengandung lebih dari 40 senyawa sterol dalam bentuk fitosterol. Fitosterol adalah senyawa steroid atau sterol yang mempunyai gugus etil pada rantai cabangnya. Fitosterol ini bertindak sebagai kolesterol baik (kolesterol HDL = High D