JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
Penyusun
Novela Melinda (A1C117007)
Dosen Pengampu
Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN - 9
I. Judul
Keisomeran Geometri
II. Hari, Tanggal
Kamis, 25 April 2019
III. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum adalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari keisomeran
2. Untuk mengetahui macam – macam isomer
IV. Landasan Teori
Sifat – sifat dari molekul atom sering kali ditentukan
oleh sifat-sifat molekul itu sendiri. Perbedaan geometri suatu molekul bisa
dilihat secara kimia melalui keisomerannya yang memiliki cis dan trans terhadap
satu sama lain. Contohnya pada asam maleat dan asam fumarat memiliki cis asam
butenadiot pada masing-masingnya. Asam maleat memiliki titik leleh yaitu 130°C,
dan bila dipanaskan sampai dengan melebihi titik lelehnya maka akan terbentuk akhirat
maleat dan 1 molekul H₂O.
Berbeda dengan asam maleat, asam fumarat akan membentuk akhirat
polimerik dengan cara menyublim ketika dipanaskan pada suhu 128°C dan jika
suhunya dinaikkan lagi maka akan berubah menjadi akhirat maleat. Perubahan isomer
seperti bisa terjadi dikarenakan ikatan rangkap atom C=C berubah menjadi ikatan
tunggal C-C. Dalam sistem kesetimbangan, trans lebih stabil dibandingkan dengan
cis walaupun tidak selalu dalam keadaan isomer. Adapun dalam mengubah
keisomeran tiap molekul bisa dilakukan dengan membentuk senyawa baik itu yang
bersifat ion maupun yang bersifat radikal bebas. Berikut mekanisme perefluksan
asam maleat :
Pada percobaan ini akan dilakukan perefluksan asam maleat
menggunakan asam klorida (Tim Kimia Organik, 2016).
Sebuah
senyawa organik mampu berikatan dengan satu atau lebih gugus fungsi, di mana
berikatan pada atom C tunggal maupun rangkap. Pada gugus fungsi yang berikatan
tunggal dengan C-C maka akan mampu berotasi secara bebas di dalam ikatannya
yang menyebabkan ruang dari gugus fungsinya tidak bisa di identifikasi, namun
pada gugus yang tekat pada ikatan rangkap atau siklik tidak akan bisa berotasi
secara bebas di sepanjang ikatannya sehingga ruang gugus fungsinya mudah untuk
di identifikasi di mana hal ini yang disebut sebagai isomer geometri.
Isomer geometri ini bisa
ditemukan dalam cincin sikloalkana yang merupakan rantai siklik yang bisa membentuk bidang pseudo. Bidang ini dapat digunakan dalam
identifikasi orientasi relatif atom atau stereokimianya. Pada sisi cincin “atas” terdapat orientasi atom atau gugus sedangkan “bawah”nya mengandung sisi lainnya. Para ahli kimia menyatakan,
untuk gugus atau atom yang terletak pada bagian atas disebut sebagai ikatan
baji, sedangkan untuk gugus atau atom yang berada pada bagian bawah cincin
disebut dengan garis tetas (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/).
Dalam pelajaran kimia, sebuah molekul
yang mempunyai rumus kimia dan jenis ikatan yang sama tapi tersusun berbeda di
katakan sebagai sebuah anagram. Di mana kebanyakan dari molekul memang
mempunyai sifat kimia yang hampir sama. Dalam ilmu kimia juga ada istilah sebuah
atom yang eksitasinya tidak sama disebut dengan isomer nuklir. Misalnya senyawa
C3H8O. Dalam senyawa tersebut terkandung 3 buah isomer
yaitu 2 buah molekul (1-propanol atau disebut juga dengan n-propil alkohol dan 2-propanol atau disebut juga isopropil alkohol), serta 1 molekulnya adalah molekul Eter (metil
etil eter). Pada kedua molekul alkohol tersebut mempunyai sifat kimia yang
hampir sama dimana atom karbon akan terikat pada karbon ujung dari 1-propanol kemudian
oksigen juga terikat pada karbon tengah dari 2-propanol. Kemudian pada molekul metil etil eter akan terikat 2 atom karbon bukan 1 karbon dan
1 hidrogen layaknya alkohol serta eter mempunyai sifat yang sangat jauh dengan 1-propanol dan 2-propanol. Hal ini
dikarenakan eter tidak memiliki gugus hidroksil (Underwood, 1987).
Cis dan trans dari 1,2-dikloroetena mempunyai sifat - sifat fisik yang tidak sama karena kedua senyawa ini tidaklah sama satu sama lain. Dikarenakan
urutan serta lokasi dari ikatan rangkapnya sama maka cis dan trans dari 1,2-dikloroetena bukan merupakan bagian dari isomer. Kedua cis dan trans
ini digolongkan dalam sebuah stereoisomer yaitu sebuah senyawa yang berstruktur
sama. Perbedaannya hanya terletak pada susunan
atomnya dalam ruang. Jika dikaji lebih dalam maka cis dan trans dari 1,2-dikloroetena ini masuk ke dalam golongan yang sangat khusus (isomer
geometri atau dikatakan sebagai isomer cis-trans, dan stereoisomer –
stereoisomer yang tidak sama. Hal ini disebakan karena keduanya terletak pada
sisi yang tidak sama atau berseberangan dalam ketegaran molekulnya (Fessenden,
1997).
Para ahli
kimia saat ini banyak mengangkat sebuah penelitian dengan mengangkat tema
stereoisomer dengan Juan penelitiannya adalah mempelajari pengaruh dari tata
ruang molekul terhadap reaktivitasnya, kemudian juga untuk mempelajari hubungan
energi molekul dengan struktur geometri, menentukan konformasi dengan energi
yang minim, untuk menentukan pembentukan entalpi senyawa, untuk informasi substrat,
untuk mempelajari keadaan transisi
unsur, serta untuk mempelajari mekanisme reaksi dan pengaruh dari sebuah
subtituen dalam reaksinya. Kemudian para ahli kimia juga acap kali menggunakan
cara lain seperti menggabungkan sebuah eksperimen laboratorium dan perhitungan
kimia kuantum dengan cara komputasi. Perlu diketahui bahwa isomer cis bukanlah
sebuah cerminan dari isomer trans. Isomer cis merupakan pengaturan letak
subtituen pada bidang acuannya. pada isomer cis maka gugus atom akan berada
sebidang, sedangkan pada trans gugus-gugusnya akan terletak berseberangan. Perbedaan
cis dan trans bisa dilihat dari :
1. Momen Dipol
2. Titik
didih
3. Densitas
4. Indeks
bias
5. Spektra
UV-vis
6. Spektra vibrasi
(IR-Raman)
7. Spektra
NMR
8. Spektra massa
(Muchalal, 2004).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
a. Erlenmeyer
b. Pembakar bunsen
c. Corong buchner
d. Labu bulat
e. Alat penentu titik leleh
f. Kondesor refluks
5.2 Bahan
a. Anhibrida maleat
b. HCl pekat
c. Kertas saring
VI. Prosedur Kerja
a. Di didihkan 20 ml air suling dalam erlenmeyer 125 ml
b. Ditambahkan 15 gr anhibrida maleat
c. Setelah larutan menjadi jenuh, didinginkan labu di bawah
pancaran air kran sampai sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari larutan
d. Dikumpulkan asam maleat di atas corong buchner
e. Di keringkan dan ditentukan titik lelehnya
f. Dipindahkan larutan filtrat ke dalam labu bundar 100
ml
g. Ditambahkan 15 ml HCl pekat
h. Direfluks perlahan - lahan selama 10 menit
i. Di didinginkan larutan pada suhu kamar
j. Dikumpulkan asam fumarat dalam corong buchner
k. Direkristalisasi dalam air kira-kira 12 ml/gr asam
l. Ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan melting
blok logam
Berikut link video mengenai isomerisasi cis-trans alkena https://www.youtube.com/watch?v=Jz33rBxxsqU video ini akan berhubungan dengan pertanyaan dibawah ini.
VII. Pertanyaan Pra Praktikum
VII. Pertanyaan Pra Praktikum
1. Berdasarkan video tersebut, apa tujuan dari merefluksi asam maleat?
2. Berdasarkan video tersebut, apa tujuan penambahan HCl pada larutan?
3. Berdasarkan penjelasan pada video tersebut, apa yang harus dilakukan bila terjadi bumping selama perefluksan?
Saya Rd. Abdurrahman (A1C117015), akan menjawab no 1 menurut saya Pada video diatas merefluksi asam maleat yang merupakan isomer cis akan mampu menciptakan energi aktivasi sehingga bisa mentransformasikannya menjadi asam fumarat yang merupakan isomer geometri transnya
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2 Pada video diatas tampak bahwa praktikan menambahkan asam klorida atau HCl kedalam larutan. Tujuan dari penambahan HCl ini untuk memberikan suasana asam pada larutan yang akan di uji (sanaq elfira,A1C117071)
BalasHapusSaya mencoba menjawab nomor 3,apabila terjadi bumping maka jangan melepaskan klem penjepit untuk mendinginkan larutan tersebut. Jika terdapat cairan yang mengenai kondensor maka kita cukup mengalirkan air hangat dari atas kondensor. Lalu air tersebut akan mengalir sampai ke dasar labu dan membawa turun semua bercak sampel yang melekat pada kondensor.
BalasHapus(Dinda anggun,79)