JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
Penyusun
Novela Melinda (A1C117007)
Dosen Pengampu
Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Percobaan - 08
Berikut link video mengenai kromatografi kolom https://www.youtube.com/watch?v=1Nbhnt9llGQ&t=24s dimana akan berkaitan dengan pertanyaan dibawah ini.
I. Judul
Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
II. Hari, Tanggal
Sabtu, 13 April 2019
III. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Kromatografi
2. Untuk mengetahui Azas penting dalam kromatografi
3. Untuk mengetahui kelebihan kromatografi lapis tipis
IV. Landasan Teori
Sebuah komponen dalam suatu zat berada
dalam perbedaan afinitas atau gaya Desi untuk setiap jenis sampelnya di sebuah asa
diam dan asa gerak merupakan sebuah prinsip dari kromatografi. Hingga setiap
komponen tersebut saling menyusun satu sama lain. Dimana afinitas di sini ditentukan oleh
sampel yang dipakai berdasarkan kekuatan menyerapnya terhadap asa diam serta
kemampuan melarut dalam asa geraknya. Semakin besar kekuatan sampel dalam menyerap asa diamnya
serta semakin kecil kemampuannya melarut dalam fasa geraknya maka waktunya di
dalam sembah kolom akan lebih lama dibandingkan dengan sampel yang memiliki
daya serap atau absorpsi yang lemah terhadap fasa diamnya serta daya larutnya
tinggi di dalam fasa geraknya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
Berdasarkan fase diam dan gerak, senyawaan dapat
dipisahkan dalam komponen-komponennya pada teknik kromatografi. Azas dari
kromatografi adalah setiap senyawa akan mempunyai koefisien distribusi berbeda
pula tara fase diam dan geraknya. Senyawa yang memiliki kemampuan berinteraksi
lemah dengan fase geraknya maka dia akan mengendap pada fase geraknya serta
dalam sistem kromatografi pun juga bergerak dengan cepat. Sebaliknya, senyawa yang
dapat berinteraksi aktif dengan fase diamnya akan bergerak lambat dalam sistem.
Setiap komponen dalam sebuah senyawa campuran memiliki kecepatan gerak yang
berbeda-beda sehingga akan dapat memisah dengan sempurna dalam kromatografi.
Kegunaan dari metode kromatografi adalah untuk mengukur analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Dalam kromatografi ada istilah preparatif yang artinya
pemisahan sampel untuk lingkup yang besar sehingga pemisahan tersebut dapat
digunakan secara kontinu (Tim Kimia Organik, 2016).
Menurut Soebagio (2010), kecenderungan
dalam kromatografi antara lain :
a. Setiap molekul dalam sebuah komponen senyawa memiliki
kecenderungan untuk
larut dalam suat zat cair.
b. Setiap molekul dalam sebuah komponen senyawa memiliki
kecenderungan untuk
menempel pada suatu zat berbentuk padat yang permukaannya halus
(adsorpsi = penyerapan).
c. Setiap molekul dalam sebuah komponen senyawa memiliki
kecenderungan untuk
saling bertukar ion yang disebut sebagai reaksi kimia.
Sebuah komponen yang akan di lakukan pemisahan harus
memenuhi syarat yaitu mampu berinteraksi dengan fasa diamnya serta dapat larut di dalam fasa geraknya. Cara berinteraksi di dalam asa diam yaitu melarut
di dalamnya,
mampu teardsorpsi di dalamnya,
maupun bertukar ion atau bereaksi secara kimia. Pemisahan sampel dalam
kromatografi dikelompokkan berdasarkan beda migran antara zat-zat yang menyusun sampel. Hasil akhir dari kromatografi berguna untuk
analisis kualitatif, analisis kuantitatif, serta juga digunakan untuk
preparatif sampel. Persamaan antara kromatografi lapis tipis (KLT) dan
kromatografi kertas yaitu pada cara melakukan pemisahannya. Kemudian perbedaannya terletak pada media yang digunakan
dalam pemisahan, yaitu lapis tipis adsorben halus yang terdapat pada papan kaca, alumunium atau plastik untuk menggantikan kertas. Lapis tipis absorben ini berada pada asa diam.
Cara penotolan sampel KLT yaitu menggunakan pipa kecil
yang disebut pipa kapiler. Kemudian ditunggu hingga sampel kering, setelah itu
dimasukkan ke dalam sebuah bejana. Kemudian diamati asa geraknya. Bila asa tersebut
bergerak mencapai batas atas maka diangkat dan dibiarkan plat menjadi kering. Noda
yang telah mengering itu diamati dibawah sinar lampu UV 254nm dan 366nm.
Kromatografi KLT ini digunakan untuk mengamati pola yang terbentuk pada
noda. Bila noda tersebut sama, maka
digabungkan sehingga diperolehlah isolat sederhana. Kromatografi jenis ini
adalah teknik memisahkan komponen campuran dengan melibatkan partisi suatu
senyawa di antara absorben yang terdapt pada suatu plat kaca dari alumunium
pada sebuah pelarut yaitu sebagai asa geraknya yang mengalir melalui padatan
penyerap atau adsorbennya (Mutmainnah, 2017).
Kelebihan dari metode kromatografi lapis tipis tipe
densitometri yaitu : spesifisitasnya tinggi, bisa dipercaya, prosesnya mudah, membutuhkan waktu sedikit,
biaya akomodasi murah, membutuhkan waktu singkat dalam mengubah kepolaran
pelarut atau pelarut campuran,
serta kadar pelarut yang dibutuhkan sedikit. Silika gel yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis
dapat didaur ulang. Jika dibandingkan dengan KCKT, tentu KLT lebih unggul dalam
prosesnya yang lebih mudah dan murah dan alat yang digunakan juga lebih sederhana. KLT dalam pemilihan fase geraknya lebih fleksibel
dibanding KCKT, kemudian untuk optimasi pemisahannya juga memiliki beragam
pilihan, proses kromatografi lebih mudah dilakukan dan juga sampel dapat
memisah dengan waktu bersamaan sehingga sampel dapat dideteksi dengan mudah.
Selain itu, dalam KCKT, pendeteksi sampel bersifat dinamis sedangkan KLT
bersifat statis. Pada KLT juga dapat dengan mudah mengubah atau menambahkan
eluenagar sensitivitas serta selektivitasnya meningkat tanpa limit waktu. Di
mana ini bekerja pada sistem dinamis seperti halnya KCKT ( Wulandari, dkk,
2013).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
a. Pelat
Kaca Kecil
b.
Kertas Saring
c.
Pita Selotip
d.
Gelas Piala
e.
Batang Pengaduk
f.
Pipa Gelas Kapiler
g.
Pelat TLC Kecil
h. Bejana Pengembang
i.
Tabung Reaksi
j.
Kolom Kromatografi
k.
Piper Tetes
l.
Pensil Lunak
m. Bejana pengembang
5.2 Bahan
a. Air
b.
Metanol
c. Etanol
d. Kloroform
e. Etil-asetat
f. n-heksana
g. Serium Sulfat
h. Suspensi Silika Gel
i.
Larutan zat Autentik
j. Larutan Pengambang
k.
Contoh Daun
l.
Larutan Sampel
m.
Aseton
VI. Prosedur Kerja
6.1
Kromatografi Lapis Tipis
a.
Siapkan Plat TLC
b.
Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform
: Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
c.
Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
d.
Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan (
ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
e. Keringkan noda sampel dan standard dengan
dryer (ditiup)
f.
Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
g.
Biarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
h.
Angkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan
dengann serium sulfat
i.
Hitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografi Kolom
a.
Siapkan 10 ekstrak daun
b.
Siapkan kolom kromatografi
c. Sumbat bagian bawah kolom dengan glass
wool
d.
Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
e.
Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
f.
Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
g.
Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
h.
Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih
dan dipisahkan berdasarkan warnanya.
VII. Pertanyaan Pra Praktikum
1. Berdasarkan video di atas bagaimana langkah prosedur tahap ke lima?
2. Berdasarkan video di atas, apa tujuan membungkus tutup corong pisah menggunakan alumunium foil?
3. Apa prinsip kerja dari kromatografi kolom?
2. Berdasarkan video di atas, apa tujuan membungkus tutup corong pisah menggunakan alumunium foil?
3. Apa prinsip kerja dari kromatografi kolom?
Putri Ayu Indah Lestari (A1C17005) akan menjawab pertanyaan nomor 3 mengenai prinsip kerja dari kromatografi kolom yaitu ketika tahap pemisahan sampel yang terjadi tersebut disebabkan karena keseimbangan distribusi antar sampel yang terlarut yang di serap oleh adsorbennya serta pelarut yang mengalir melewati kolom
BalasHapusRd. Abdurrahman (A1C117015) akan menjawab pertanyaan no.2 menurut saya tujuan ditutupnya corong pisah menggunakan alumunium foil adalah agar sampel tidak menguap dan terkontaminasi udara luar
BalasHapusnama saya brezza (055) saa akan menjawab no 1 Pada prosedur yang dikerjakan dalam video tersebut pada pengerjaan tahap ke lima yaitu memasukkan bubuk silika murni kedalam kolom secara peralahan sambil di aduk
BalasHapus