Langsung ke konten utama

Laporan Percobaan - 09 Keisomeran Geometri

VIII. Data Pengamatan
No.
Perlakuan
Hasil
1.
Menggerus sampel asam maleat (apel hijau)
Ekstrak diambil 20ml, warna larutan coklat
2.
Dimasukkan ke labu dasar bulat, ditambahkan HCl
Warna larutan cokelat tua
3.
Sampel direfluks selama 10 menit
Warna sampel menghitam dan menggelegak
4.
Disaring sebanyak 2 kali penyaringan
Warna endapan hitam, warna filtrat cokelat pekat
5.
Dijenuhkan dalam batu es
Bau filtrat = karamel
Warna coklat


IX. Pembahasan
Pada percobaan terakhir ini kami melakukan percobaan mengenai Keisomeran Geometri dimana kami melakukan reduksi pada asam maleat yang terkandung pada buah apel. Keisomeran sendiri merupakan suatu senyawa atau unsur yang memiliki rumus molekulnya sama satu dengan lain nya namun hanya saja struktur dan konfigurasinya tidak sama. Berdasarkan kedua perbedaan ini, isomer dibagi menjadi dua yaitu, isomer struktur dan isomer ruang. Isomer struktur memiliki  struktur yang berbeda, sedangkan isomer ruang memiliki konfigurasi yang berbeda.

Sebuah senyawa organik mampu berikatan dengan satu atau lebih gugus fungsi, di mana berikatan pada atom C tunggal maupun rangkap. Pada gugus fungsi yang berikatan tunggal dengan C-C maka akan mampu berotasi secara bebas di dalam ikatannya yang menyebabkan ruang dari gugus fungsinya tidak bisa di identifikasi, namun pada gugus yang tekat pada ikatan rangkap atau siklik tidak akan bisa berotasi secara bebas di sepanjang ikatannya sehingga ruang gugus fungsinya mudah untuk di identifikasi di mana hal ini yang disebut sebagai isomer geometri. Isomer geometri ini bisa ditemukan dalam cincin sikloalkana yang merupakan rantai siklik  yang bisa membentuk bidang pseudo. Bidang ini dapat digunakan dalam identifikasi orientasi relatif atom atau stereokimianya.  Pada sisi cincin “atas” terdapat orientasi atom atau gugus sedangkanbawahnya mengandung sisi lainnya. Para ahli kimia menyatakan, untuk gugus atau atom yang terletak pada bagian atas disebut sebagai ikatan baji, sedangkan untuk gugus atau atom yang berada pada bagian bawah cincin disebut dengan garis tetas (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/).
Pada percobaan ini, kami menguji keberadaan asam maleat dan mengubahnya menjadi asam fumarat. Seharusnya kami menggunakan anhidrat murni asam maleat yang berupa bubuk, namun karena tidak ada maka kami menyiasatinya dengan menggunakan kandungan asam maleat yang terdapat dalam apel hijau. Jadi prosedur yang dilakukan langsung kepada tahap pemansan atau merefluks asam maleat. Kandungan asam maleat pada apel hijau dapat dilihat ketika apel menghitam ketika buahnya terkena udara saat dikupas.  Hal ini dikarenakan asam fumarat bereaksi dengan oksigen yang menyebabkannya menjadi warna cokelat. Pertama-tama kami menggerus apel hijau, dan sebaiknya pengupasan apel dilakukan di dalam air, agar apel hijau tidak teroksidasi dan menghitam. Lalu setelah itu di dapatkan filtrat asam maleat sebanyak 20ml kemudian dimasukkan ke labu alas bulat dan ditambahkan dengan HCl sehingga warna larutan menjadi kehitaman. Pada pencampuran inilah bisa terjadi reaksi adisi dari asam maleat menjadi asam fumarat. Pada asam maleat (cis) gugus –COOH dan gugus –H berada pada posisi ikatan rangkap sejajar, kemudian setelah berikatan dengan HCl, terjadilah reaksi adisi yang memutus ikatan rangkap pada gugus C=O dan gugus =COOH berpindah ke rantai seberang sehingga letak gugus –COOH dan –H terletak berseberangan dengan pasangannya dimana rantai ini adalah asam fumarat (trans). Setelah itu sampel direfluks selama 10 menit. Dikarenakan asam fumarat lebih mudah larut dalam air maka selama proses perefluksan ini sampel akan mudah mengkristal. Semakin lama proses refluk, warna sampel semakin hitam dan tercium bau karamel. Proses ini seharusnya menghasilkan warna putih sebagai tanda terbentuknya asam fumarat. Setelah selesai direfluks, suhu mencapai 75oC dan sampel kami saring. Dikarenakan warna endapan masih sangat hitam, kami melakukan penyaringan kembali dan warna filtrat menjadi cokelat tua. Setelah itu kami menjenuhkan filtrat di dalam kotak yang telah kami isi es batu. Tujuan penjenuhan di sini agar terbentuk kristal sehingga kristal tersebut bisa diuji titik lelehnya dan dapat dibuktikan apakah kristal tersebut asam fumarat atau bukan. Setelah beberapa saat, ternyata kristal yang dihasilkan sampel tidak banyak sehingga tidak dapat untuk kami uji titik lelehnya. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor. Salah satunya yaitu bisa jadi dikarenakan oleh proses penyaringan yang dilakukan 2 kali sehingga suhu filtrat sudah mulai turun sehingga sulit mengkristal saat di dalam es, kemudian juga kandungan dalam apel hijau hanya ada sedikit asam maleat, jadi tingkat kemurnian asam maleat juga kurang tinggi yang menyebabkan sulitnya terbentuk asam fumarat dalam bentuk kristal.



X. Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Berdasarkan hasil percobaan, kapan perubahan asam maleat menjadi asam fumarat terjadi?
2. Berdasarkan hasil tersebut, mengapa proses refluk hanya dilakukan sampai suhu 75oC saja?
3. Jelaskan bagaimana proses terbentuknya asam fumarat?



XI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Keisomeran merupakan suatu senyawa atau unsur yang memiliki rumus molekulnya sama satu dengan lain nya namun hanya saja struktur dan konfigurasinya tidak sama. Berdasarkan kedua perbedaan ini, isomer dibagi menjadi dua yaitu, isomer struktur dan isomer ruang. Isomer struktur memiliki  struktur yang berbeda, sedangkan isomer ruang memiliki konfigurasi yang berbeda.
2. Keisomeran dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : isomer rantai, isomer posisi, dan isomer geometri. Pada percobaan yang telah dilakukan, kami melakukan uji isomer geometri.



XII. Daftar Pustaka
Day, R.A, dan Underwood. 1987. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta : Erlangga.

Fessenden, 1997, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga.

Muchalal, M. 2004. Pengaruh Stereokimia Molekul Eugenol, cis-Isoeugenol, dan trans Isoeugenol Pada Reaksi Hidrogenasi Katalitik. Indonesian Journal of Chemistry, Vol 4, No 2.


Tim Kimia Organik, 2016, Penuntun Praktikum Kimia Organik I, Jambi, UNJA.



XIII. Lampiran
 Merefluks campuran asam maleat dan HCl


Penyaringan hasil refluks


Endapan yang terbentuk


Menjenuhkan filtrat dalam es

Komentar

  1. Saya sri lestari(A1C117041) aka menjawab pertanyaan no 2. Karena jika merefluks sampel asam maleat terlalu lama akan dapat menyebabkan asam maleat yang terkandung dalam sampel menguap seluruhnya sehingga struktur dari sampel yang tidak menguap bisa berubah dan dapat pula merubah hasil yang akan diperoleh dalam peecobaan

    BalasHapus
  2. Febby Marcelina Murni (A1C117037), akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Perubahan asam maleat menjadi asam fumarat dapat terjadi ketika penambahan HCl dan proses merefluks campuran asam maleat dengan asam klorida.

    BalasHapus
  3. Niken (033) akan menjawab nomor 3. Proses terbentuknya asam fumarat yaitu asam maleat direaksikan dengan HCl erlebih dahulu yang mana HCl disini berfungsi sebagai katalis yang mempercepat terjadinya reaksi setelah itu dilakukan proses refluks. Pada proses ini digunakan suhu yang tinggi yang dapat memutuskan ikatan rangkap pada asam maleat menjadi ikatan tunggal untuk sementara waktu sehingga dengan menjadi ikatan tunggal inilah akan mengalami resonansi secara bebas dan kemudian akan terbentuk asam fumarat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keragaman dan Keunikan Struktur Terpenoid

Sebelumnya kita telah membahas mengenai metabolisme primer dan juga sekunder. Dimana tumbuhan tersebut mengalami metabolisme dan kemudian dijadikan sebagai obat-obat tradisional. Dari berbagai jenis tanaman ini banyak mengandung Alkaloid, Terpenoid, Steroid, Flavonoid, dan Safonin. Terpenoid merupakan hasil metabolisme sekunder yaitu turunan dari isopren dan di dapatkan dari hasil penyulingan minyak atsiri. Terpenoid tersusun dari atom karbon dan hidrogen. Jadi, minyak atsiri yang merupakan jenis bunga, mulanya ditemukan melalui perbandingan atom karbon dan hidrogen dengan perbandingan 8 : 5, maka disimpulkanlah bahwa minyak atsiri merupakan golongan terpenoid. Terpenoid merupakan penghasil obat terbesar bila dibandingkan dengan alkaloid, terpenoid dan lainnya. Kaidah dasar enentuan struktur Terpenoid di dapat dari susunan kepala-ke-ekor yaitu susunan isopren. Terpenoid mempunyai turunan yaitu Taksodon dan Vernomenin yang pada manusia bermanfaat sebagai pencegah berkembangnya tu

Biosintesis Metabolit Primer dan Sekunder

Pada organisme hidup, terjadi proses perubahan dari molekul yang sederhana menjadi molekul yang kompleks dengan melalui proses metabolisme dengan produk hasilnya merupakan suatu metabolit, proses yang terjadi ini disebut dengan Biosintesis. Proses biosintesis ini terjadi di organel sel tunggal dan juga di organel sel ganda dimana prosesnya dibantu oleh kerja enzim. Reaksi yang terjadi di dalam organisme hidup ini baik reaksi sederhana sampai di tingkat sel, itulah yang dinamakan dengan Metabolisme . Secara sederhananya, metabolisme adalah proses yang berlangsung dalam tubuh untuk mendapatkan energi. Ketika makanan masuk melalui mulut dan masuk ke saluran pencernaan, maka zat gizi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi akan diubah menjadi energi untuk melakukan aktivitas tubuh. Proses metabolisme ini kemudian untuk bahan dasar dalam menyusun lipid, asam nukleat, dan jenis karbohidrat lain. Metabolisme pada tanaman dibagi menjadi 2, yaitu metabolisme primer dan metabolisme

Potensi Pemanfaatan Steroid Untuk Makhluk Hidup

Pada blog sebelumnya kita telah membahas mengenai struktur dari steroid. Sekarang kita akan membahas mengenai apa saja manfaat dari berbagai keragaman struktur steroid tersebut, yaitu mulai dari sterol, asam empedu, hormon kelamin, hormon adrenokortikoid, dan sapogenin. 1. Sterol Sterol adalah bentuk lain dari kolesterol. Sterol mempunyai manfaat baik bagi hewan, manusia dan tumbuhan. Pada hewan, sterol dapat membentuk bagian dari membran seluler yang poisinya untuk membawa pesan kedua pada persinyalan perkembangan. Begitu juga pada manusia, sterol berfungsi sebagai pemberi sinyal pada komunikasi seluler dan metabolisme umum. Didalam tubuh, kadar kolesterol mempunyai manfaat tergantung dari kadarnya dan letak dimana kolesrerol itu berada. Tanaman mengandung lebih dari 40 senyawa sterol dalam bentuk fitosterol. Fitosterol adalah senyawa steroid atau sterol yang mempunyai gugus etil pada rantai cabangnya. Fitosterol ini bertindak sebagai kolesterol baik (kolesterol HDL = High D